Rabu, 19 Desember 2018

Tidak untuk dibaca!

Maaf jika hari ini aku melampiaskannya. Bukan untuk dibaca. Hanya sebagai tempat berkeluh kesah. Tempatku menceritakan semua masalah agar hatiku kembali nyaman. Beberapa hari ini sangat gelisah rasanya. Tidak paham apa yang terjadi. Tapi aku memikirkannya lagi. Entah pertanda apa ini. Hatiku yang terlalu lemah atau aku yang suka berkeluh kesah? Aku tak tau lagi harus menceritakan kepada siapa selain pada acount bloggerku 5 tahun yang lalu. Tempat dimana aku bisa menceritakan semuanya selain kepada Tuhanku di setiap malam.
Beberapa hari ini aku merasa aneh dengan diriku sendiri. Mulai dari mood yang hancur sampai tidak memiliki nafsu makan sama sekali hanya karena perubahan sikap seseorang kepadaku. Memang aku terlalu berharap kepadanya hingga Allah kembali menegurku agar aku tak melampaui batas. Sikapnya yang dingin sore itu membuatku ingin segera mengakhiri pesan singkat yang saling kami berikan. Cuek, ketus, tanpa ekspresi bagiku sangat membosankan. Seakan aku datang untuk mengganggu. Aku paham bekerja bukanlah hal yang mudah. Terkadang menyita otak dan bisa merubah emosional seseorang hanya dalam hitungan detik. Tapi bukan berarti harus pergi dan menghindar kan? Dulu memang awal awalnya manis. Tapi seiring berjalannya waktu pasti berubah. Itu yang sering aku alami. Banyak yang bilang dan faktanya laki laki kebanyakan seperti itu. Bukan menilai semua laki laki sama. Namun faktanya tidak berbeda.
Tiga hari dengan kata yang menjajikan, namun seterusnya penuh kepalsuan. Biasanya.
Jalanku kali ini hanya bisa menunggu. Satu,dua,atau tiga bulan akan kutunggu sampi pesan singkatnya sampai lagi kepadaku. Bukannya enggan untuk mengetuk dan mengucap salam terlebih dulu, aku hanya tidak ingin mengganggu waktu dan kesibukanmu. InsyaAllah aku akan terus bersabar,dikala jarak sangat jauh memisahkan. Tapi percayalah doaku akan tetap sampai. Kudoakan kesibukanmu selalu bermanfaat dan membawamu ke pintu kesuksesan. Kesuksesan dunia dan akhirat.
Aku hanya bisa pasrah akan takdir. Keinginan ku seperti ini. Namun jika takdir berkehendak laih sudahlah aku tak peduli. Ambil saja hikmahnya. Karena takdir lebih berkuasa.
Padahal aku sudah mulai meninggalkan sifat burukku. Termasuk tidak peduki dengan laki laki lain, bahkan teman sekelas atau pun teman sekolah. Sosok yang sering aku sematkan chatnya itu mungkin tengah sibuk. Sering aku pantau kapan ia membuka pesan. Namun sering kali mengecewakan. Terkadang aku sempat melepaskan sematan itu agar aku merasa tenang. Menurutku. Tapi malah sebaliknya. Aku sibuk mencari pesan terdahulunya. Aku bingung dengan semua ini. Aneh kan? Temanku bilang ini karmaku karena aku sering kali tidak peduli dengan laki laki yang respect denganku. Karma mereka bilang? Tapi bagiku itu bukan masalah jika aku ingin menjaga jarak dengan selain mahram kan.Tetap saja penilaian buruk selalu tertuju padaku. Tapi aku ikhlas Allah itu adil.

Tidak ada komentar:

Rabu 21 Desember 2022 Disisa tahun ini, just want to have fun. Sudah tidak ingin lagi melakukan hal hal berat. Sudah ingin menutup buku penc...