Sepertiga malam sujudku semakin nyaman. Seperti ditempat VIP yang tidak semua orang bisa miliki. Disitulah tempat ku berkeluh kesah . Menceritakan resah dan gundah. Allah begitu dekat disana. Serasa duduk berdua menceritakan pengalamanku di hari hari yang sibuk itu. Aku tidak meminta lebih. Aku sadar aku hanyalah salah satu hamba dari sekian juta orang. Tidak pernah ada satu pun nama yang kuceritakan kecuali orang tua dan keluargaku. Agar Allah senantiasa menjaga dan memberi kebahagiaan kepada mereka. Bagiku kebahagiaan nya lebih penting dari segalanya. Melihat mereka tersenyum adalah nikmat yang luar biasa. Andai suatu saat aku bisa membuatnya lebih gembira dari hari hari sebelumnya. Sungguh impian yang sangat kunanti untuk saat ini.
Di sepertiga malam biasanya orang muda sepertiku mungkin menyempatkan waktu untuk mendoakan seseorang yang sedang didalam hatinya. Bisa disebut dengan istikharah mungkin. Meminta agar orang itu menjadi jodoh suatu saat nanti. Kata teman sebangku ku kala itu. "Seseorang yang selalu didalam doa". Tapi kenapa aku tidak pernah memikirkan itu sama sekali . Aku hanya meminta kepada tuhan agar memberikanku jodoh yang terbaik. Bukan menyebut nama si A ataupun si B. Aku percaya takdir Allah itu selalu baik untukku. Asalkan segala sesuatunya kita nikmati dengan rasa syukur akan tercipta nikmat haqiqi yang tidak bisa diungkapkan lagi. "Toh kalo jodoh ga akan kemana. Percuma di sebut terus didalam doa tapi Allah berkehendak lain. Yang mengatur takdir,kematian,dan jodoh itu Allah. Dan kita hanya bisa meminta yang terbaik. Jadi jangan berharap lebih". Pikirku.
Menyukai seseorang itu memang wajar dimasa masa remaja seperti ini. Tapi ingat jangan sampai dijalan yang salah. Diusia remaja kebanyakan orang masih didalam masa labil labilnya. Dimana masih mudah terpengaruh orang lain dan hati yang belum kokoh sehingga mudah terjerumus ke hal hal negatif. Tapi tidak menutup kemungkinan juga seseorang diusia 17 tahun sudah memiliki pemikiran yang dewasa. Seperti aku mungkin. Anak kecil yang sudah berani berfikir kearah yang lebih serius,tentang karier ataupun masalah jodoh hehe. Enggan berpacaran tapi suka mengenal seseorang. Merasa nyaman pula. Bagaikan didrama korea.
Ini kisahku hari ini. Aku tertarik terhadap seseorang yang lebih dewasa dariku. Tentang masa depan. Karier dan masih banyak lainnya. Beberapa tahun kedepan yang planingnya sudah tertata insyaAllah. Meski terpaut usia yang dibilang lumayan panjang tapi bagiku itu bukanlah masalah. Banyak kok diluar yang memiliki kisah sama sepertiku. Tapi mereka selalu damai damai saja. Karena usia bukanlah tolak ukur. Yang menjadi tolak ukur adalah tingkat kedewasaan seseorang. Kisah bermula dari sebuah pergeseran gambar yang memutuskan untuk memulai percakapan. Basa basi dan akhirnya terpaut hati. Memang sulit dipercaya. Dulu aku tidak mudah percaya begitu saja. Bahkan dengan mereka yang sering menyapaku secara langsung. Sepertinya hati ku ini yang menjadi batu beberapa tahun itu. Masih belum terbuka untuk laki laki lain. Tapi kenapa hanya melalui pesan singkatnya itu hatiku begitu luluh.
Hingga akhirnya aku disadarkan oleh pria dalam pesan singkat itu. Katanya aku banyak memberi motivasi hingga dia sadar banyak hal. Tapi hingga saat ini aku masih belum paham. Bagiku itu sesuatu yang biasa aku lakukan kepada orang lain. Sesama umat muslim itu bersaudara. Dan kita harus saling mengingatkan dalam kebaikan. Serasa seperti Rasulullah dan aisyah kisahku ini. Aku ingin sekali mencontoh beliau. Panutan umat didunia ini. Tapi kembali lagi aku tidak bisa berharap lebih. Hanya bisa memohon jalan terbaik. Dan insyaAllah aku siap menerima takdir yang Allah berikan. Apapun itu. Sedih maupun senang. Karena aku percaya Allah selalu menyiapkan yang lebih baik dibalik kegagalan seseorang. Bismillah yakin tidak akan mundur ditengah tengah.
Di sepertiga malamku.
9/12/2018
18:15
Tidak ada komentar:
Posting Komentar