Selalu menjadi orang bodoh yang hanya mampu menuliskan segala sesuatunya melalui tulisan. Tanpa tindakan sebenarnya. Ya. Memang inilah aku dengan segala kekuranganku. Lebih memilih memendam dari pada menyampaikan. Mungkin akan terus berjalan seperti itu. Bukannya egois ataupun gengsi untuk saling mengungkapkan perasaan. Hanya saja takut menyakiti salah satu diantara mereka. Lebih percaya akan takdir Allah yang insyaAllah tebaik untukku.
Dengan segala ujian yang harus dilalui sendirian aku tak masalah. Bagiku tidak perlu melibatkan orang lain di setiap masalah ku jika hanya membuat mereka repot dan menyusahkan mereka.
Seperti remaja remaja lainnya. Kehidupanku tak lepas dari hal percintaan. Mencintai seseorang setelah Allah dan keluargaku.Tentunya itu hal yang wajar sebagai remaja. Setelah tiga tahun berjalan dan berakhir dengan kekecewaan. Aku kembali mengenal seseorang yang membuat ku kembali ke jati diriku sendiri. Meski perasaan takut untuk sakit hati lagi terus muncul. Justru itu membuatku kembali bangkit agar hubungan ku kali ini berjalan dengan baik dan pastinya happy ending hehe. "Pacar?" Ah tidaklah itu dilarang dalam agama. "Atau proses ta'aruf?" Belum bisa dibilang seperti itu karena ta'aruf hanya berjalan beberapa bulan sebelum menuju ke hubungan yang serius. Sedang kan aku masih mempunyai planing panjang untuk menggapai cita citaku. Sebut saja "Sahabat" Yang selalu ada disaat senang maupun susah. Saling memahami kesibukan masing masing. Walaupun kadang memberi perhatian lebih dari itu. Bagiku ini jalan yang paling nyaman.
Meski dengan perbedaan usia yang lumayan jauh, aku merasa disitulah banyak ilmu yang bisa kuperoleh darinya. Melalui sharing yang kadang aku hanya bisa berucap iya karena aku memang belum terlalu paham sejauh itu. Dengan pengalaman yang ia dapatkan puluhan tahun itu tentu jauh berbeda dengan ku yang masih menginjak usia anak kelas 3 SMA.
Beberapa hari ini aku selalu memikirkannya. Selalu menunggu panggilan darinya meski aku tau ia tengah sibuk dengan pekerjaannya. Beberapa hari tidak ada kabar, namun kenapa ia muncul dalam tidur siangku saat itu. Didalam mimpi itu aku bertemu dengannya disebuah cafe di daerah solo yang tak jauh dari rumahnya. Bersama dengan adik atau keponakan ku itu aku duduk di sebuah cafe. Entah didalam mimpi itu aku belum benar benar yakin bahwa itu laki laki yang aku maksut. Memang beberapa hari kemarin kami selalu membicarakan tentang planing kita untuk bertemu. Namun kenapa planing itu dipercepat melalui mimpi? Tepat sebelum aku memutuskan untuk meninggalkannya. Kami bertemu di teras cafe itu sambil bersiap siap untuk pulang. Tak disangka ia menoleh kearahku, menyapa dan memanggil namaku. Senang rasanya dalam hati ia masih peduli. Mengenaliku di dunia nyata. Siang itu hujan deras. Dia mengajakku untuk kerumahnya. Seakan dirumah sendiri. Aku duduk bersamanya bercengkrama banyak hal. Tiba tiba terdengar suara perempuan memanggilku " Ayolah bangun,cepat mandi sudah sore nanti keburu dingin". Aku bangun dari tidur. Ternyata itu semua hanya mimpi. Sambil membuka pintu kamar mandi Masih terbayang suasana menyenangkan itu.
Rasanya ingin kembali tidur dan tak ingin bangun.
Kamis, 27 Desember 2018
Mimpi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Rabu 21 Desember 2022 Disisa tahun ini, just want to have fun. Sudah tidak ingin lagi melakukan hal hal berat. Sudah ingin menutup buku penc...
-
Sering ya? Online? Ga chat sama sekali. Kan nyebelin. Bikin bt banget. Itu orang gengsi banget yaa. Ya termasuk gua juga sih😂 m...
-
Malam Mengajarkanku apa arti keikhlasan. Disana hamparan bintang harapan yang hancur bersamanya. Aku rindu, aku rindu masa masa itu. Ent...
-
Dunia adalah fana Semesta dicipta bukan untuk dinikmati saja Jika sang pencipta sudah bicara Semua akan sirna dalam kedipan mata Sama se...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar