Nama ku Ridwan. Aku masih menginjak 15 th di kelas 2 SMK ku. Aku memang tak begitu pandai. Tapi alhamdulillah Allah memberiku nilai cukup disetiap mapel pelajaran yang aku ikuti. Di usia yang mungkin masih belum bisa dikatakan sebagai orang dewasa ini aku punya banyak kisah yang mungkin orang diluar sana jarang mengalaminya.
Masalah terus saja muncul. Dari masalah ekonomi, pendidikan, masalah keluarga pula. Diusia yang masih dikatakan anak kecil ini, aku harus siap menghadapinya. Aku tak boleh menyerah. Seperti orang tuaku yang selalu mengusahakan kesuksesan anaknya. Dalam pemikiran selalu muncul "Jangan menyerah, ingat kembali apa yang membuatmu sampai bertahan saat ini. Tujuanmu harus terwujud".
Diusia 14 th. Satu tahun yang lalu aku memutuskan untuk sekolah keluar dengan tujuan agar aku bisa melihat bagaimana kehidupan diluar sana. Dengan itu mungkin pemikiran demi kecukupan keluarga akan muncul. Aku yakin dengan itu pula pemikiran ku akan bertambah maju.Orang tua Alhamdulillah sepenuhnya mendukung. Mereka memang tak suka memaksakan anaknya untuk menuruti egonya.
Aku memutuskan untuk mengambil jurusan boga. Dimana disana aku diajarkan banyak menu masakan. Aku memilih itu karena makanan akan selalu menjadi kebutuhan pokok semua manusia. Ya aku memang sekolah diluar. tidak diluarnegeri,melainkan diluar area desa. Namun aku harus selalu optimis. Karena aku tau keluarga ku memang keluarga yang kurang mampu.
Yah.. Begini resiko jika ingin sukses. Banyak rintangan, cobaan yang harus kamu hadapi. Termasuk harus bisa merelakan keluarga. Jauh tiap hari tidak bisa berjumpa. Hanya lewat doa ku bisa meluapkannya."orang bisa saja sukses, tetapi banyak rintangan yang harus di hadapi pula"
Minggu pertama aku mulai menginjak SMK. Jauh dari keluarga memang berat. Serasa hidup sendiri. Sarapan buat sendiri,Pekerjaan Rumah lembur sendiri. Semua serba sendiri. Minggu pertama air mata mengalir ditiap malamnya. Yahh.. Namanya juga anak kecil. Biasa apa apa orang tua, sekarang sendiri saja sudah mengeluh.
Alhamdulillah di semester pertama aku masih bisa bertahan. Di tes kenaikan kelas alhamdulillah aku dapat peringkat. Terkadang iri melihat mereka yang hidup dengan kemewahan. Orang tuanya menjanjikan apapun yang di minta oleh anaknya bila dapat peringkat kan. Sedangkan aku?.
Kehidupan memang seperti ini. Diluar sana banyak orang yang berkecukupan nanmun mereka menyia nyiakan kesempatan yang mereka bisa dapatkan. Sedangkan disini ingin sekali mendapatkan itu namun terasa begitu sulit.
Tetap positif thinking. Aku tau pasti orang tuaku juga ingin seperti itu. Tapi memang keadaannya yang belum memungkinkan. Sabar. Jalani saja dengan happy. Mungkin saat ini masih sad. Tapi aku yakin nantinya akan berakhir dengan happy ending jika kita selalu berdoa dan berusaha. Intinya jangan lupa sama yang diatas juga. Apapun masalahnya kembalikan pada yang diatas. Karena Allah maha pengasih dan maha penyayang. Allah tidak akan membebani hambanya kecuali sesuai dengan kemampuannya.
Sabtu, 30 Juni 2018
Great one
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Rabu 21 Desember 2022 Disisa tahun ini, just want to have fun. Sudah tidak ingin lagi melakukan hal hal berat. Sudah ingin menutup buku penc...
-
Sering ya? Online? Ga chat sama sekali. Kan nyebelin. Bikin bt banget. Itu orang gengsi banget yaa. Ya termasuk gua juga sih😂 m...
-
Malam Mengajarkanku apa arti keikhlasan. Disana hamparan bintang harapan yang hancur bersamanya. Aku rindu, aku rindu masa masa itu. Ent...
-
Dunia adalah fana Semesta dicipta bukan untuk dinikmati saja Jika sang pencipta sudah bicara Semua akan sirna dalam kedipan mata Sama se...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar