Sabtu, 30 Juni 2018

Masalahku awal kesuksesanku.

          Namaku Nida. Aku adalah anak kedua dari lima bersaudara. Pak Tono dan Bu Sini adalah kedua orang tua ku. Keluarga ku adalah keluarga sederhana. Tak bisa dibilang mewah, bisa makan tiga kali sehari aja udah alhamdulillah. Bisa dibayangkan bapakku hanya seorang kuli bangunan. Dan mereka harus mengurus lima orang anak. Untuk biaya sekolah saja belum tentu cukup.
          Pagi itu aku dan kakak ku sempat cekcok. Entah mengapa aku sangat membencinya. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk pergi dari rumah. Aku merasa orang tuaku hanya peduli dengan kakak ku itu.
          Matahari sudah tenggelam. Aku bergegas pergi kesebuah panti asuhan disebuah kota yang pastinya jauh dari desaku. Disana aku memohon kepada pemilik panti agar aku diizinkan tinggal ditempatnya. Mereka bertanya banyak kepadaku. Tapi aku tidak bisa menceritakannya. Aku takut mereka tidak akan menerimaku jika mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Aku hanya bisa menangis mendengar pertanyaannya. Kedua pemilik panti, Pak Anto dan Bu Yani akhirnya menerimaku dengan baik. Dia mengizinkan aku tinggal dipantinya.
          Malam itu aku tidak bisa tidur. Aku berfikir apakah aku yakin dengan pilihanku ini. Jika aku tetap dirumah aku akan terus dicaci maki oleh kakak dan kedua orang tuaku. Mereka selalu meremehkanku. Apa aku kuat?. Mungkin ini adalah cara tuhan membebaskan ku dari mereka. Entah hatiku serasa beku, aku tak peduli lagi dengan mereka. Aku janji esok aku akan datang lagi kerumah. Akan kutunjukkan aku bisa hidup tanpa mereka.
          Satu minggu setelah kepergianku dari rumah serasa hampa. Aku tak memiliki aktifitas lain selain memasak, bersih bersih rumah. Terus saja begitu. Yang biasa aku sekolah sekarang aku tidak bisa lagi sekolah. Hingga akhirnya aku memberanikan diri untuk berbicara kepada Bu Yani. Aku ingin sekali mengubah hidup anak anak panti yang monoton itu. Aku ingin membuka usaha bersama anak anak panti.
"apa kamu sudah berfikir matang nak, kamu yakin? Lalu bagaimana dengan modal usahamu itu. Membuka usaha memerlukan banyak modal nak, Kami tidak mempunyai banyak uang. " tanya Bu Yani.
" Aku yakin Bu, selagi ada niat pasti bisa. Kuncinya cuma sungguh sungguh. Masalah modal aku akan buat proposal yang akan diajukan ke beberapa tokoh masyarakat dan perusahaan. Semoga mereka terbuka untuk menyumbang panti" Ujarku.
"Baiklah nak besok kamu ajak adik adikmu ya. Ibu sudah tidak sanggup memikirkan itu. Kan kamu tau ibu ini sudah tua".
" iya Bu, terimakasih atas izinnya".
          Pagi pagi aku mengajak anak anak panti untuk mengunjungi tokoh desa dan beberapa perusahaan disekitar untuk meminta sumbangan. Kita sepakat akan berkumpul kembali setelah sholat Asar.
          Matahari begitu terik, panasnya menusuk sampai ketulang tulang. Polusi dipinggir jalanan membuatku semakin semangat. Adzan asar berkumandang. Aku bergegas pulang. Menaiki angkot kota ku tusuri jalan jalan penuh polusi itu. Sesampai nya dipanti. Kami bergegas membersihkan diri. Setelah maghrib kami kumpul kembali menghitung uang hasil sumbangan. Dan alhamdulillah terkumpul cukup banyak. Dengan Rp. 500.000 kami akan membuka usaha singkong coklat keju.
          Aku dan adik panti perempuan menuju kepasar untuk berbelanja bahan. Sedangkan adik panti laki laki menyiapkan tempat kami berjualan.
Aku mempromosikan usaha singkong coklat keju melalui medsos dan stiker yang kami tempelkan ke papan pengumuman. Tak kusangka, hari pertama singkong kami ludes terjual. Lumayan sudah berkembang modalnya. Terkumpul uang Rp 700.000. Dan kami sangat bersyukur. Sempat terbsit tanya mengapa orang tua ku tidak berinisiatif mencariku. Apa mereka benar-benar ikhlas melepaskan ku. Disetiap sujud tetes demi tetes air mengalir dipipiku. Begitu malangnya. Aku hanya bisa berdoa kepada tuhan semoga mereka baik baik disana.
          Satu bulan berlalu begitu cepat. Uang usaha kami berkumpul menjadi banyak. Aku dan teman teman panti ingin membuka cabang ditempat lainnya. Agar usaha kami bisa berjalan,kami ingin mengajak teman teman dari yayasan panti lain untuk bergabung. Selain untuk mengisi waktu luang, diharapkan dengan usaha ini anak anak panti yang ditelantarkan oleh keluarganya memiliki semangat hidup kembali.
         Tak disangka, usaha kami berjalan lancar. Tidak ada problem. Alhamdulillah sekarang kami mempunyai 12 cabang diberbagai kota yang di kelola oleh anak anak panti daerahnya. Aku bersyukur dengan usaha ini kami bisa mandiri tanpa merepotkan pengurus panti lagi.
          Pagi yang cerah, matahari menyongsong menampakkan sinarnya. Daun hijau bergelombang mengikuti arah angin bertiup. Seorang bapak bapak turun dari mobilnya. Ternyata ia datang membawa sebuah sertifikat apresiasi karena usahaku itu. Aku sangat bangga. Selain itu dibawanya juga amplop yang kemudian ia ulurkan kepadaku.
"ini Nak, hasil kerja kerasmu. Selamat ya. Kamu berhak mendapatkan ini.semoga bermanfaat ya. Sekarang kamu pulang ya temui kedua orang tuamu. Mereka pasti merindukanmu " ujarnya.
Ia langsung berpamitan pulang. Aku bingung apa maksudnya.
          Dengan rasa penasaran dan rindu aku bergegas menuju kerumah. Aku tau meski mereka tak mencariku bukan berarti mereka tak peduli. Tanggung jawab mereka bukan hanya aku saja. Aku paham akan hal itu. Sampailah dirumah sederhana ku dulu. Kulihat atap rumah hampir roboh. Semua yang ada didalam rumah sangat kumuh. Kulihat dipojok ruangan. Orang tua ku berbaring dengan lemah. Ternyata adik adikku menelantarkannya. Aku tak pernah menyangka hal ini terjadi kepada mereka. Aku sangat merasa bersalah. Kucium kedua tangan orang tuaku. Meminta maaf yang sebesar-besarnya. Mereka tak kuat menahan tangis. Air matanya menetes sangat deras.
          Aku membawa kedua orang tuaku kekota. Ku ambil tabungan secukupnya. Kubelikan mereka tempat tinggal yang layak dan ku rawat mereka dengan kasih sayang. Aku akan menebus kesalahanku yang lampau. Aku sangat bersyukur bisa membahagiakan mereka.

Meski mereka menghinamu, mencaci maki kamu, merendahkan kamu. Sekecewa apapun kamu terhadapnya. Ingat ayah, ibu yang merawat kamu dari kecil. Mereka adalah orang orang hebat yang harus kamu hormati.

Tidak ada komentar:

Rabu 21 Desember 2022 Disisa tahun ini, just want to have fun. Sudah tidak ingin lagi melakukan hal hal berat. Sudah ingin menutup buku penc...