Selasa, 11 Februari 2020

InisialR Lembar 1

          Tidak terasa sudah tiga tahun. Tiga tahun yang lalu tuhan mempertemukan kita tanpa kesengajaan. Ditengah usia dan kelabilan kita. Melalui aplikasi chating kita di pertemukan. Aku yang playgirl dan kamu dengan kepolosanmu. Dengan mudah kamu percaya aku hanya benar benar mencintaimu saja. Aku bodoh perihal perkataanku sendiri. Kontak pertama kalinya kamu dengan lawan jenis. Melakukan percakapan melalui media sosial. Yang kamu bilang sebelumnya kamu belum pernah tertarik dengan perempuan satu orang pun. Aku benar benar tidak percaya.
          Berbulan bulan kita jalani sebagaimana teman yang baik. Kamu bercerita semua masalahmu, begitupun aku. Bertukar pendapat. Saling memahami satu sama lain. Kamu tau? Semua itu aku lakukan kebanyak orang. Bukan cuma kamu.
          Aku memang bukan perempuan baik seperti yang kamu fikir. Aku pernah mempermainkan banyak laki laki. Aku pernah tidak peduli dengan celotehan yang mereka sebut dengan cinta. Dari sekian banyak laki laki, jujur kamu itu berbeda. Dari awal kita berkenalan kamu sudah mengenalkanku dengan keluargamu. Meski hanya via telepon genggam. Ibumu menceritakan banyak hal tentang kamu. Dan aku tidak masalah ketika ibumu bilang kamu berasal dari keluarga sederhana. Dan dilemparnya banyak pertanyaan bagaimana aku menanggapi jika kamu berada di posisi terendah. Aku menjawabnya dengan lugas bahwa aku menyukaimu tanpa memandang apapun. Aku akan menemani kamu disetiap kondisimu. Aku berusaha meyakinkan keluargamu bahwa aku sangat serius. Tapi bagiku itu hanyalah alibi. Permainanku saja agar mereka memandangku baik. Masih butuh banyak seleksi untuk mendapatkan yang benar benar tulus. Sungguh aku minta maaf. Aku benar benar tidak sebaik yang kamu fikir.
          Seiring berjalannya waktu keluargamu mulai bisa menerimaku, mereka sangat baik. Banyak hal yang tidak aku dapatkan dari orang tuaku aku dapatkan dari mereka. Orang tua kedua, dan rumah kedua. Kasih sayang yang selama ini tidak aku dapatkan terwujudkan dari kamu dan keluargamu.
Mempunyai banyak saudara, membuat aku banyak terhibur dan merasa lebih tenang. Setiap datang masalah aku selalu ingin kembali kesana. Kembali kepelukanmu, kembali berkumpul dengan keluargamu.
          Kamu ingat waktu pertama kali kita bertemu? Saat aku sedang prakerin. Kamu rela menempuh berkilo kilo meter demi menemuiku saja. Andai kamu tau saat itu aku benar benar mempermainkanmu saja. Kamu pasti tidak akan melakukannya. Menunggu berjam jam karena aku tidak bisa dihubungi. Orang mana yang lebih sabar dari kamu? Aku ingin tau. Malam hari, hujan, kamu kedinginan. Mana aku peduli? Aku tidak pernah serius dengan laki laki. Bagiku semua laki laki bulshit. Mereka pandai berbicara tanpa bisa membuktikannya. Mereka pandai memainkan kata untuk merayu wanita tapi tidak dibuktikannya. Rayuan? Harta? Bahkan benda benda yang mereka berikan untuk memperalat perempuan, yang bagi banyak perempuan itu menarik. Aku sama sekali tidak tertarik. Berulang kali aku bilang aku hanya butuh bukti agar aku bisa benar benar yakin denganmu.

Tidak ada komentar:

Rabu 21 Desember 2022 Disisa tahun ini, just want to have fun. Sudah tidak ingin lagi melakukan hal hal berat. Sudah ingin menutup buku penc...