Ketika mentari memancarkan sinarnya.
Disitulan ambisi berkelabuh.
Wahai pahlawanku.
Semangatmu,
Optimismu,
Pengorbananmu.
Sungguh tiada tergandakan.
Kau junjung besar nama bangsamu.
Kau jadikan pertumpahan darah sebagai saksi bisu .
Dan andai malam tiba.
Otakmu mulai berbicara.
Menyampaikan keluh kesahnya.
Sakitnya goresan luka namun kau biarkan dengan sendirinya.
Kau tak pernah layu.
Sekalipun angin malam mencekam.
Namun kau tetap menggenggam tombakmu diujung pisau.
Semangat tanpa goyah,
kami bangga akan kehadiranmu.
Tanpamu kami sampah..
Negeri boneka yang tak pernah merdeka.
Penderitaan dimana mana.
Terima kasih wahai pahlawan bangsa.
Kalian lah oknum oknum penuh jasa.
Kamis, 01 November 2018
Oknum oknum penuh jasa.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Rabu 21 Desember 2022 Disisa tahun ini, just want to have fun. Sudah tidak ingin lagi melakukan hal hal berat. Sudah ingin menutup buku penc...
-
Hey inisialiS Hari ini aku senang sekali aku bisa menceritakan semua ttg kamu kepada ibuku. Ibuku tidak marah. Malah senang dengan cerita...
-
Laki laki, mereka memang selalu sibuk. iya dia yang sibuk. Belum tentu semua laki laki sibuk. Memiliki hubungan dengan pria yang sudah beke...
-
Lirik lagu Angan @€Semua kenangan yang kita lalui. Tak kan pernah bisa kulupakan. Canda tawamu tak kan pernh hilang. D...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar