Sabtu, 30 Juni 2018

Great one

           Nama ku Ridwan. Aku masih menginjak 15 th di kelas 2 SMK ku. Aku memang tak begitu pandai. Tapi alhamdulillah Allah memberiku nilai cukup disetiap mapel pelajaran yang aku ikuti. Di usia yang mungkin masih belum bisa dikatakan sebagai orang dewasa ini aku punya banyak kisah yang mungkin orang diluar sana jarang mengalaminya.
          Masalah terus saja muncul. Dari masalah ekonomi, pendidikan, masalah keluarga pula. Diusia yang masih dikatakan anak kecil ini, aku harus siap menghadapinya. Aku tak boleh menyerah. Seperti orang tuaku yang selalu mengusahakan kesuksesan anaknya. Dalam pemikiran selalu muncul "Jangan menyerah, ingat kembali apa yang membuatmu sampai bertahan saat ini. Tujuanmu harus terwujud".
          Diusia 14 th. Satu tahun yang lalu aku memutuskan untuk sekolah keluar dengan tujuan agar aku bisa melihat bagaimana kehidupan diluar sana. Dengan itu mungkin pemikiran demi kecukupan keluarga akan muncul. Aku yakin dengan itu pula pemikiran ku akan bertambah maju.Orang tua Alhamdulillah sepenuhnya mendukung. Mereka memang tak suka memaksakan anaknya untuk menuruti egonya.
          Aku memutuskan untuk mengambil jurusan boga. Dimana disana aku diajarkan banyak menu masakan. Aku memilih itu karena  makanan akan selalu menjadi kebutuhan pokok semua manusia. Ya aku memang sekolah diluar. tidak diluarnegeri,melainkan diluar area desa. Namun aku harus selalu optimis. Karena aku tau keluarga ku memang keluarga yang kurang mampu. 
          Yah.. Begini resiko jika ingin sukses. Banyak rintangan, cobaan yang harus kamu hadapi. Termasuk harus bisa merelakan keluarga. Jauh tiap hari tidak bisa berjumpa. Hanya lewat doa ku bisa meluapkannya."orang bisa saja sukses, tetapi banyak rintangan yang harus di hadapi pula"
           Minggu pertama aku mulai menginjak SMK.  Jauh dari keluarga memang berat. Serasa hidup sendiri. Sarapan buat sendiri,Pekerjaan Rumah lembur sendiri. Semua serba sendiri. Minggu pertama air mata mengalir ditiap malamnya. Yahh.. Namanya juga anak kecil. Biasa apa apa orang tua, sekarang sendiri saja sudah mengeluh.
          Alhamdulillah di semester pertama aku masih bisa bertahan. Di tes kenaikan kelas alhamdulillah aku dapat peringkat. Terkadang iri melihat mereka yang hidup dengan kemewahan.  Orang tuanya menjanjikan apapun yang di minta oleh anaknya bila dapat peringkat kan. Sedangkan aku?.
          Kehidupan memang seperti ini. Diluar sana banyak orang yang berkecukupan nanmun mereka menyia nyiakan kesempatan yang mereka bisa dapatkan. Sedangkan disini ingin sekali mendapatkan itu namun terasa begitu sulit.
          Tetap positif thinking. Aku tau pasti orang tuaku juga ingin seperti itu. Tapi memang keadaannya yang belum memungkinkan. Sabar. Jalani saja dengan happy. Mungkin saat ini masih sad. Tapi aku yakin nantinya akan berakhir dengan happy ending jika kita selalu berdoa dan berusaha. Intinya jangan lupa sama yang diatas juga. Apapun masalahnya kembalikan pada yang diatas. Karena Allah maha pengasih dan maha penyayang. Allah tidak akan membebani hambanya kecuali sesuai dengan kemampuannya.

25 soal latihan Renang.

Nama :
No :
Kelas :

1.Tujuan pengenalan air dalam olahraga renang adalah....
a.Tidak cepat lelah
b.Tidak cepat lapar
c.Beradaptasi dengan air
d.Tidak kaku

2.Gerak maju seorang perenang didapat dari....
a.Gerakan mendesak air kesamping kanan
b.Gerakan mendesak air kesamping
kiri
c.Gerakan mendesak air keatas
d.Gerakan mendesak air kedepan

3.Hal-hal berikut ini terdapat dalam kolam renang kecuali....
a,Papan loncat
b.Balok start
c,Alat pertolongan
d.Balok keseimbangan.

4.Menghirup udara pada saat bernapas pada renang gaya bebas adalah....
a.Muka didalam air
b.Kepala diputar kesamping
c.Muka diatas air
d.Bebas.

5.Persatuan renang indonesia disebut....
a.PRI
b.PBI
c.PBVSI
d.PRSI.

6.Pengambilan napas dalam renang gaya bebas dilakukan pada saat....
a.Pergantian gerakan lengan
b.Melakukan dorongan
c.Tebasan kaki
d.Didalam air.

7.Berenang dengan posisi punggung menghadap kepermuka anair disebut gaya..
a.Gaya dada
b.Gaya bebas
c.Gaya punggung
d.Gaya kepala.

8.Persatuan renang seluruh indonesia di dirikan pada tanggal…
a.20 Maret 1950
b.20 Maret 1951
c.21 Maret 1950
d.21 Maret 1951.

9.Hingga tembakan pistol start dimulai,tubuh perenang harus dalam keadaan…
a.Berenang
b.Meluncur
c.Diam
d.Mendayung

10.Perenang berada dalam posisi start setelah wasit meneriakkan aba-aba…
a.Siap
b.Mulai
c.Bersedia
d.Ya

11.Berikut ini adalah gaya dalam renang,kecuali..
a.Gaya dada
b.Gaya bebas
c.Gaya punggung
d.Gaya kepala

12.Sikap badan pada renang gaya bebas adalah....
a.Overline
b.Deadline
c.Online
d.Telungkup

13.Bentuk gerakan kaki pada renang gaya bebas adalah....
a.Memutar permukaan air
b.Menekan permukaan air
c.Naik turun memukul permukaan air
d.Mendorong permukaan air

14.Kacamata renang digunakan dengan tujuan…
a.Memaksimalkan gerakan tangan
b.Meminimalkan gerakan tangan
c.Mencegah iritasi mata
d.Mencegah alergi kulit

15.Perbandingan gerakan tungkai dan gerakan lengan dalam renang gaya dada adalah…
a.Dua tangan dua kaki
b.Dua kaki satu tangan.
c.Satu tangan satu kaki
d.Satu kaki dua tangan

16.FINA dibentuk pada tahun...
a.1906
b.1907
c.1908
d.1909

17.Gaya kupu-kupu diciptakan pada tahun..
a.1933
b.1932
c.1923
d.1922

18.Sewaktu berenang gaya bebas,posisi wajah menghadapke..
a.Kanan
b.Kiri
c.Permukaanair
d.Atas

19.Posisi badan renang gaya punggung adalah…
a.Telungkup
b.Miring
c.Tegak
d.Telentang

20.Pembalikan renang gaya punggung dilakukan dengan cara…
a.Salto kedepan
b.Setengah salto kedepan
c.Memegang dinding kolam
d.Menyentuh dinding kolam

21.Tinggi balok start dalam perlombaan renang berkelas olimpiade adalah..
a. 0,3 m hingga 0,75 dari permukaan
air
b.0,5 m hingga 0,75 dari permukaan
air
c.0,5 m hingga 0,80 dari permukaan
air
d.0,3 m hingga 0,80 dari permukaan
air

22.Ukuran balok start dalam perlombaan renang berkelas olimpiade adalah..
a.0,5x0,5m
b.0,7x0,7m
c.0,5x0,7m
d.1x0,5m

23.Pada lapisan atas balok start dalam perlombaan renang berkelas olimpiade dilapisi bahan..
a.Aluminium
b.Plastik
c.Antilicin
d.Besi

24.Pada awalnya gaya kupu-kupu merupakan variasi dari gaya..
a.Gaya dada
b.Gaya bebas
c.Gaya punggung
d.Gaya kepala

25.Pada nomor 4x100 m gaya ganti estafet satu regu diwakili oleh..
a.5 pemain
b.6 pemain
c.8 pemain
d.4 pemain

Masalahku awal kesuksesanku.

          Namaku Nida. Aku adalah anak kedua dari lima bersaudara. Pak Tono dan Bu Sini adalah kedua orang tua ku. Keluarga ku adalah keluarga sederhana. Tak bisa dibilang mewah, bisa makan tiga kali sehari aja udah alhamdulillah. Bisa dibayangkan bapakku hanya seorang kuli bangunan. Dan mereka harus mengurus lima orang anak. Untuk biaya sekolah saja belum tentu cukup.
          Pagi itu aku dan kakak ku sempat cekcok. Entah mengapa aku sangat membencinya. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk pergi dari rumah. Aku merasa orang tuaku hanya peduli dengan kakak ku itu.
          Matahari sudah tenggelam. Aku bergegas pergi kesebuah panti asuhan disebuah kota yang pastinya jauh dari desaku. Disana aku memohon kepada pemilik panti agar aku diizinkan tinggal ditempatnya. Mereka bertanya banyak kepadaku. Tapi aku tidak bisa menceritakannya. Aku takut mereka tidak akan menerimaku jika mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Aku hanya bisa menangis mendengar pertanyaannya. Kedua pemilik panti, Pak Anto dan Bu Yani akhirnya menerimaku dengan baik. Dia mengizinkan aku tinggal dipantinya.
          Malam itu aku tidak bisa tidur. Aku berfikir apakah aku yakin dengan pilihanku ini. Jika aku tetap dirumah aku akan terus dicaci maki oleh kakak dan kedua orang tuaku. Mereka selalu meremehkanku. Apa aku kuat?. Mungkin ini adalah cara tuhan membebaskan ku dari mereka. Entah hatiku serasa beku, aku tak peduli lagi dengan mereka. Aku janji esok aku akan datang lagi kerumah. Akan kutunjukkan aku bisa hidup tanpa mereka.
          Satu minggu setelah kepergianku dari rumah serasa hampa. Aku tak memiliki aktifitas lain selain memasak, bersih bersih rumah. Terus saja begitu. Yang biasa aku sekolah sekarang aku tidak bisa lagi sekolah. Hingga akhirnya aku memberanikan diri untuk berbicara kepada Bu Yani. Aku ingin sekali mengubah hidup anak anak panti yang monoton itu. Aku ingin membuka usaha bersama anak anak panti.
"apa kamu sudah berfikir matang nak, kamu yakin? Lalu bagaimana dengan modal usahamu itu. Membuka usaha memerlukan banyak modal nak, Kami tidak mempunyai banyak uang. " tanya Bu Yani.
" Aku yakin Bu, selagi ada niat pasti bisa. Kuncinya cuma sungguh sungguh. Masalah modal aku akan buat proposal yang akan diajukan ke beberapa tokoh masyarakat dan perusahaan. Semoga mereka terbuka untuk menyumbang panti" Ujarku.
"Baiklah nak besok kamu ajak adik adikmu ya. Ibu sudah tidak sanggup memikirkan itu. Kan kamu tau ibu ini sudah tua".
" iya Bu, terimakasih atas izinnya".
          Pagi pagi aku mengajak anak anak panti untuk mengunjungi tokoh desa dan beberapa perusahaan disekitar untuk meminta sumbangan. Kita sepakat akan berkumpul kembali setelah sholat Asar.
          Matahari begitu terik, panasnya menusuk sampai ketulang tulang. Polusi dipinggir jalanan membuatku semakin semangat. Adzan asar berkumandang. Aku bergegas pulang. Menaiki angkot kota ku tusuri jalan jalan penuh polusi itu. Sesampai nya dipanti. Kami bergegas membersihkan diri. Setelah maghrib kami kumpul kembali menghitung uang hasil sumbangan. Dan alhamdulillah terkumpul cukup banyak. Dengan Rp. 500.000 kami akan membuka usaha singkong coklat keju.
          Aku dan adik panti perempuan menuju kepasar untuk berbelanja bahan. Sedangkan adik panti laki laki menyiapkan tempat kami berjualan.
Aku mempromosikan usaha singkong coklat keju melalui medsos dan stiker yang kami tempelkan ke papan pengumuman. Tak kusangka, hari pertama singkong kami ludes terjual. Lumayan sudah berkembang modalnya. Terkumpul uang Rp 700.000. Dan kami sangat bersyukur. Sempat terbsit tanya mengapa orang tua ku tidak berinisiatif mencariku. Apa mereka benar-benar ikhlas melepaskan ku. Disetiap sujud tetes demi tetes air mengalir dipipiku. Begitu malangnya. Aku hanya bisa berdoa kepada tuhan semoga mereka baik baik disana.
          Satu bulan berlalu begitu cepat. Uang usaha kami berkumpul menjadi banyak. Aku dan teman teman panti ingin membuka cabang ditempat lainnya. Agar usaha kami bisa berjalan,kami ingin mengajak teman teman dari yayasan panti lain untuk bergabung. Selain untuk mengisi waktu luang, diharapkan dengan usaha ini anak anak panti yang ditelantarkan oleh keluarganya memiliki semangat hidup kembali.
         Tak disangka, usaha kami berjalan lancar. Tidak ada problem. Alhamdulillah sekarang kami mempunyai 12 cabang diberbagai kota yang di kelola oleh anak anak panti daerahnya. Aku bersyukur dengan usaha ini kami bisa mandiri tanpa merepotkan pengurus panti lagi.
          Pagi yang cerah, matahari menyongsong menampakkan sinarnya. Daun hijau bergelombang mengikuti arah angin bertiup. Seorang bapak bapak turun dari mobilnya. Ternyata ia datang membawa sebuah sertifikat apresiasi karena usahaku itu. Aku sangat bangga. Selain itu dibawanya juga amplop yang kemudian ia ulurkan kepadaku.
"ini Nak, hasil kerja kerasmu. Selamat ya. Kamu berhak mendapatkan ini.semoga bermanfaat ya. Sekarang kamu pulang ya temui kedua orang tuamu. Mereka pasti merindukanmu " ujarnya.
Ia langsung berpamitan pulang. Aku bingung apa maksudnya.
          Dengan rasa penasaran dan rindu aku bergegas menuju kerumah. Aku tau meski mereka tak mencariku bukan berarti mereka tak peduli. Tanggung jawab mereka bukan hanya aku saja. Aku paham akan hal itu. Sampailah dirumah sederhana ku dulu. Kulihat atap rumah hampir roboh. Semua yang ada didalam rumah sangat kumuh. Kulihat dipojok ruangan. Orang tua ku berbaring dengan lemah. Ternyata adik adikku menelantarkannya. Aku tak pernah menyangka hal ini terjadi kepada mereka. Aku sangat merasa bersalah. Kucium kedua tangan orang tuaku. Meminta maaf yang sebesar-besarnya. Mereka tak kuat menahan tangis. Air matanya menetes sangat deras.
          Aku membawa kedua orang tuaku kekota. Ku ambil tabungan secukupnya. Kubelikan mereka tempat tinggal yang layak dan ku rawat mereka dengan kasih sayang. Aku akan menebus kesalahanku yang lampau. Aku sangat bersyukur bisa membahagiakan mereka.

Meski mereka menghinamu, mencaci maki kamu, merendahkan kamu. Sekecewa apapun kamu terhadapnya. Ingat ayah, ibu yang merawat kamu dari kecil. Mereka adalah orang orang hebat yang harus kamu hormati.

Jumat, 29 Juni 2018

Tunggu dan kamu akan menikmati hasilnya.

          Embun pagi begitu sejuk. Matahari muncul membawa kehangatan. Terlihat seorang gadis desa dengan kepolosannya. Dia adalah Iyem. Iyem merupakan anak tiri dari mbok Ijah. Kehidupan mereka tampak sederhana. Tetapi mereka sangat rukun dan bahagia. Mbok ijah sangat menyayangi iyem sebagaimana anak kandung sendiri. Iyem dan mbok Ijah terkenal ramah dan baik hati dilingkungannya.
          Suatu hari mbok Ijah terserang penyakit kanker. Iyem merasa cemas karena ia tidak memiliki uang untuk biaya berobat. Pikirannya menjadi tumpul, setiap hari Inem mengurus mbok Ijah sendirian. "Gubrak" terdengar suara seperti ada yang jatuh. Berlarilah Inem ke kamar mbok Ijah. Dilihatlah mbok Ijah yang sudab terbaring dilantai. Inem sangat cemas, meminta bantuanlah ia ke sebuah klinik. Dan hasilnya diusia 15 tahunnya itu Iyem harus rela kehilangan mbok Ijah yang sudah merawatnya dari bayi.
          Inem sangat sedih, orang tua satu satunya itu meninggalkan ia begitu cepat. Ia bingung bagaimana dia bisa mempertahankan hidup tanpa mbok Ijah. Hingga akhirnya terpikir diotaknya "Aku akan ke kota mencari pekerjaan" katanya didalam hati.
          Pagi itu Inem segera bergegas meninggalkan kampung halamannya. Menaiki sebuah bis kota menuju Jakarta. Matahari hampir tenggelam, Inem baru saja sampai di Jakarta. Begitu terkejutnya Inem melihat lingkungan sekitar. Sampah tergeletak dimana mana, air sungainya sangat keruh, asap kendaraan menjadi pelengkap mereka. Padahal dibayangannya Ia akan menemukan tempat tempat mewah nan megah, ternyata pikirannya itu salah. Yang ia temukan justru sebaliknya.
          Inem ingat kakaknya, anak mbok ijah yang pertama tinggal didaerah itu. Dicarilah alamat yang ia tulis diselembar kertas. Setelah beberapa jam, bertemulah mereka disebuah rumah sederhana. Aji, nama anak pertama mbok Ijah itu mengizinkan Inem untuk tinggal dirumahnya.
          Hari ke dua di Jakarta. Inem masih terbayang akan sampah sampah yang ia lihat berserakan dipinggir pingir jalan. Ia bergegas untuk pergi ketempat kemarin. Diambillah semua sampah itu. Dibawanya pulang. Dipilih mana yang masih bisa dimanfaatkan. Terpercik ide untuk mendaur ulang kembali. Inem mencoba membuat aneka kreasinya dari barang bekas.
          Ani, istri Kang Aji sangat marah mengetahui Inem membawa sampah kerumahnya. Ani mengadu kepada bang Aji. Bang Aji bingung apakah saudara tirinya harus diusir dari rumah. Sebenarnya ia merasa kasihan, tapi disisi lain sampah yang dibawa kerumahnya itu akan membuat rumahnya kotor dan bau. Hingga akhirnya diusirlah Inem dari rumah mereka.
          Inem gadis yang polos itu bingung mencari tempat untuk tinggal. Dilihat ada seorang anak kecil yang duduk di bawah kolong jembatan di depan sebuah gubuk kecil. Inem mencoba mendekati anak kecil itu.
"Dek, njenengan ngapain disitu. Dimana bapak ibu sampean?" tanya Inem.
Anak kecil itu hanya menangis.
" Apa mereka tau kamu di sini? " Inem kembali bertanya.
Kemudian anak kecil itu menceritakan bahwa ia terpisah dengan Ibunya dua tahun yang lalu di stasiun kereta api karena ia mengikuti sebuah kucing. Rupanya anak kecil tersebut sangat menyukai kucing. Memang tempat itu tak jauh dari stasiun kereta api.
          Inem tak habis pikir. Bisa bisanya anaknya hilang, tapi orang tuanya tidak mencarinya. Sudah dua tahun, dan mereka masih santai santai saja. Sungguh malang hidupnya. Dilihat gubuk di belakangnya.
"apa ini tempat tinggalmu sekarang? " tanya Inem.
" Iya kak" jawab anak kecil itu sambil menangis.
"Dulu rumahku sangat besar, ayahku selalu pergi kekantor dipagi hari, bibi membuat kan kami sarapan, sedangkan ibu hanya sibuk berbelanja dengan teman temannya. Aku diantar ayah kesekolah. Dan sekarang aku tak tau lagi apakah aku masih bisa bertemu dengan mereka "
Inem terharu mendengar percakapan anak kecil itu.
" Sudah dek, kamu ngga usah sedih. Sekarang ada kakak di sini. Kamu ngga akan sendiri lagi. Kita sama sama berjuang ya. Sudah malah ayo bobok. Kakak temani disini ya" ujarnya.
Mereka terlelap diatas koran yang ia lipat sebagai alas. Atapnya terbuat dari kardus yang ia susun. Begitu mengenaskan bukan?
          Keesokan harinya Inem mengajak rizal, anak usia 13 tahun itu membuat aneka produk dari barang bekas yang ia pungut dijalan. Ia jual produknya itu dipinggir pinggir jalan raya. Dan alhamdulillah hasilnya lumayan, bisa digunakan untuk kebutuhan sehari hari mereka. Meski hanya sebatas makan dengan garam mereka tetap bersyukur. Baginya itu sudah lebih dari cukup. Diluar sana banyak sekali yang lebih kekurangan dibanding mereka.
          Beberapa bulan berlalu, terlihat dari jauh orang orang berseragam necis menghampirinya. Ternyata selama ini ia tengah diikuti para wartawan. Mereka mencari banyak informasi dari inem. Diundanglah Inem dan rizal disebuah acara televisi " Hitam abu abu" dengan membawa aneka produk daur ulangannya. Diceritakan semua jalan hidupnya kepada host acara itu yaitu Ridwan kobuser. Penonton merasa terharu. Rizal juga menceritakan nasib malangnya itu.
          Satu hari setelah acara itu, dua orang menghampiri mereka kegubug kolong jembatannya. Inem yang melihatnya dari kejauhan merasa panik. "siapa mereka, apa yang dia lakukan disini" tiba tiba dua orang itu memeluk Rizal sambil menangis.
"Nak, sekarang kamu sudah besar ya. Maafkan ibu dan ayah yang sudah menelantarkanmu. "
Rizal yang hafal dengan wajah kedua orang tuanya ikut menangis bahagia. Hal tak pernah diduganya telah terjadi. Inem hanya terdiam melihat mereka.
" Bagaimana ibu dan ayah bisa mengetahui aku disini? " tanya Rizal kepada kedua orang tuanya.
" Kami melihatmu di sebuah acara televisi. Dan cerita yang kamu sampaikan sangat mirip dengan yang kita alami. Aku bertanya kekantor mereka dimana alamatnya". Jawab ayah.
Ibu Rizal memandangi Inem.
"ini siapa, Nak?" tanya ibu Rizal penasaran.
" Ini kak Inem bu, dia yang merawatku disini. Ia berasal dari desa, ibunya sudah meninggal. Jadi kak Inem kesini ingin mencari pekerjaan untuk melangsungkan hidupnya. Dia sangat baik kepadaku. Kami selalu makan dengan garam, tapi kami sangat senang disini"
Berlinang air mata dipipi ibu dan ayahnya itu. Mereka menyadari bahwa mereka sudah menelantarkan anaknya sekejam ini.
Ia mengajak Rizal untuk kembali ke rumahnya.
"Lalu bagaimana dengan kak Inem. Kasihan dia disini sendirian. Disini banyak nyamuk. Kadang banyak anjing yang berkeliaran dimalam hari. Aku takut kalo kak Inem kenapa napa" ujar Rizal.
"Kak Inem akan ikut tinggal dirumah kita. Mulai sekarang Kak Inem yang akan menjagamu dirumah. Kak inem mau kan ikut kami kerumah? " tanya ayah Rizal.
" ayo kak ikut kami kerumah, pasti akan seru kalo kakak bisa bermain bersamaku setiap hari" tambah rizal.
"Baiklah kalo bapak dan ibu mengizinkan saya ikut, saya akan ikut dengan ibu dan bapak. Saya akan membantu bantu disana" jawab Inem.
Mereka berkemas dan pergi menaiki mobil mewah menuju rumah Rizal.
Inem sangat kagum, ternyata di Jakarta tidak semua tempat kumuh. Ada juga gedung bersih dan seindah itu.
          Orang tua Rizal sangat menyukai Inem. Selain sifatnya yang lemah lembut, ia juga pekerja keras. Setiap hari ia bekerja membatu membersihkan rumas dan sebagainya. Tak disangkanya selama sebulan ini Inem sering kali membuat puisi yang ditempel di dinding dinding kamarnya. Ayah Rizal yang mengetahui itu sangat mendukungnya. Hingga akhirnya dipertemukanlah Inem dengan Pak Adi seorang penerbit teman ayah Rizal. Inem memperlihatkan puisi puisinya. Pak Adi sangat takjub melihat karya Inem itu.
            Pagi itu Pak Adi mengundang Inem ke kantornya. Ia mendapat tawaran bekerja sama dengan Pak Adi. Pak Adi ingin mewujudkan impian Inem sebagai penulis. Beberapa hari puisi diterbitkan, ternyata banyak sekali orang yang yang tertarik. Nama Inem menjadi terkenal dan tak asing lagi. Puisinya sudah mendunia. Inem sangat berterima kasih kepada kedua orang tua Rizal hingga ia bisa sesukses itu.
Inem tidak pernah menyangka bahwa ia akan sesukses ini.

"Jangan menyerah apapun kondisinya, terus semangat. Semua orang memiliki peluang yang sama. Tinggal bagaimana Anda bisa memanfaatkannya".

Semoga bermanfaat 🙂

Tunggu dan kamu akan menikmati hasilnya.

          Embun pagi begitu sejuk. Matahari muncul membawa kehangatan. Terlihat seorang gadis desa dengan kepolosannya. Dia adalah Iyem. Iyem merupakan anak tiri dari mbok Ijah. Kehidupan mereka tampak sederhana. Tetapi mereka sangat rukun dan bahagia. Mbok ijah sangat menyayangi iyem sebagaimana anak kandung sendiri. Iyem dan mbok Ijah terkenal ramah dan baik hati dilingkungannya.
          Suatu hari mbok Ijah terserang penyakit kanker. Iyem merasa cemas karena ia tidak memiliki uang untuk biaya berobat. Pikirannya menjadi tumpul, setiap hari Inem mengurus mbok Ijah sendirian. "Gubrak" terdengar suara seperti ada yang jatuh. Berlarilah Inem ke kamar mbok Ijah. Dilihatlah mbok Ijah yang sudab terbaring dilantai. Inem sangat cemas, meminta bantuanlah ia ke sebuah klinik. Dan hasilnya diusia 15 tahunnya itu Iyem harus rela kehilangan mbok Ijah yang sudah merawatnya dari bayi.
          Inem sangat sedih, orang tua satu satunya itu meninggalkan ia begitu cepat. Ia bingung bagaimana dia bisa mempertahankan hidup tanpa mbok Ijah. Hingga akhirnya terpikir diotaknya "Aku akan ke kota mencari pekerjaan" katanya didalam hati.
          Pagi itu Inem segera bergegas meninggalkan kampung halamannya. Menaiki sebuah bis kota menuju Jakarta. Matahari hampir tenggelam, Inem baru saja sampai di Jakarta. Begitu terkejutnya Inem melihat lingkungan sekitar. Sampah tergeletak dimana mana, air sungainya sangat keruh, asap kendaraan menjadi pelengkap mereka. Padahal dibayangannya Ia akan menemukan tempat tempat mewah nan megah, ternyata pikirannya itu salah. Yang ia temukan justru sebaliknya.
          Inem ingat kakaknya, anak mbok ijah yang pertama tinggal didaerah itu. Dicarilah alamat yang ia tulis diselembar kertas. Setelah beberapa jam, bertemulah mereka disebuah rumah sederhana. Aji, nama anak pertama mbok Ijah itu mengizinkan Inem untuk tinggal dirumahnya.
          Hari ke dua di Jakarta. Inem masih terbayang akan sampah sampah yang ia lihat berserakan dipinggir pingir jalan. Ia bergegas untuk pergi ketempat kemarin. Diambillah semua sampah itu. Dibawanya pulang. Dipilih mana yang masih bisa dimanfaatkan. Terpercik ide untuk mendaur ulang kembali. Inem mencoba membuat aneka kreasinya dari barang bekas.
          Ani, istri Kang Aji sangat marah mengetahui Inem membawa sampah kerumahnya. Ani mengadu kepada bang Aji. Bang Aji bingung apakah saudara tirinya harus diusir dari rumah. Sebenarnya ia merasa kasihan, tapi disisi lain sampah yang dibawa kerumahnya itu akan membuat rumahnya kotor dan bau. Hingga akhirnya diusirlah Inem dari rumah mereka.
          Inem gadis yang polos itu bingung mencari tempat untuk tinggal. Dilihat ada seorang anak kecil yang duduk di bawah kolong jembatan di depan sebuah gubuk kecil. Inem mencoba mendekati anak kecil itu.
"Dek, njenengan ngapain disitu. Dimana bapak ibu sampean?" tanya Inem.
Anak kecil itu hanya menangis.
" Apa mereka tau kamu di sini? " Inem kembali bertanya.
Kemudian anak kecil itu menceritakan bahwa ia terpisah dengan Ibunya dua tahun yang lalu di stasiun kereta api karena ia mengikuti sebuah kucing. Rupanya anak kecil tersebut sangat menyukai kucing. Memang tempat itu tak jauh dari stasiun kereta api.
          Inem tak habis pikir. Bisa bisanya anaknya hilang, tapi orang tuanya tidak mencarinya. Sudah dua tahun, dan mereka masih santai santai saja. Sungguh malang hidupnya. Dilihat gubuk di belakangnya.
"apa ini tempat tinggalmu sekarang? " tanya Inem.
" Iya kak" jawab anak kecil itu sambil menangis.
"Dulu rumahku sangat besar, ayahku selalu pergi kekantor dipagi hari, bibi membuat kan kami sarapan, sedangkan ibu hanya sibuk berbelanja dengan teman temannya. Aku diantar ayah kesekolah. Dan sekarang aku tak tau lagi apakah aku masih bisa bertemu dengan mereka "
Inem terharu mendengar percakapan anak kecil itu.
" Sudah dek, kamu ngga usah sedih. Sekarang ada kakak di sini. Kamu ngga akan sendiri lagi. Kita sama sama berjuang ya. Sudah malah ayo bobok. Kakak temani disini ya" ujarnya.
Mereka terlelap diatas koran yang ia lipat sebagai alas. Atapnya terbuat dari kardus yang ia susun. Begitu mengenaskan bukan?
          Keesokan harinya Inem mengajak rizal, anak usia 13 tahun itu membuat aneka produk dari barang bekas yang ia pungut dijalan. Ia jual produknya itu dipinggir pinggir jalan raya. Dan alhamdulillah hasilnya lumayan, bisa digunakan untuk kebutuhan sehari hari mereka. Meski hanya sebatas makan dengan garam mereka tetap bersyukur. Baginya itu sudah lebih dari cukup. Diluar sana banyak sekali yang lebih kekurangan dibanding mereka.
          Beberapa bulan berlalu, terlihat dari jauh orang orang berseragam necis menghampirinya. Ternyata selama ini ia tengah diikuti para wartawan. Mereka mencari banyak informasi dari inem. Diundanglah Inem dan rizal disebuah acara televisi " Hitam abu abu" dengan membawa aneka produk daur ulangannya. Diceritakan semua jalan hidupnya kepada host acara itu yaitu Ridwan kobuser. Penonton merasa terharu. Rizal juga menceritakan nasib malangnya itu.
          Satu hari setelah acara itu, dua orang menghampiri mereka kegubug kolong jembatannya. Inem yang melihatnya dari kejauhan merasa panik. "siapa mereka, apa yang dia lakukan disini" tiba tiba dua orang itu memeluk Rizal sambil menangis.
"Nak, sekarang kamu sudah besar ya. Maafkan ibu dan ayah yang sudah menelantarkanmu. "
Rizal yang hafal dengan wajah kedua orang tuanya ikut menangis bahagia. Hal tak pernah diduganya telah terjadi. Inem hanya terdiam melihat mereka.
" Bagaimana ibu dan ayah bisa mengetahui aku disini? " tanya Rizal kepada kedua orang tuanya.
" Kami melihatmu di sebuah acara televisi. Dan cerita yang kamu sampaikan sangat mirip dengan yang kita alami. Aku bertanya kekantor mereka dimana alamatnya". Jawab ayah.
Ibu Rizal memandangi Inem.
"ini siapa, Nak?" tanya ibu Rizal penasaran.
" Ini kak Inem bu, dia yang merawatku disini. Ia berasal dari desa, ibunya sudah meninggal. Jadi kak Inem kesini ingin mencari pekerjaan untuk melangsungkan hidupnya. Dia sangat baik kepadaku. Kami selalu makan dengan garam, tapi kami sangat senang disini"
Berlinang air mata dipipi ibu dan ayahnya itu. Mereka menyadari bahwa mereka sudah menelantarkan anaknya sekejam ini.
Ia mengajak Rizal untuk kembali ke rumahnya.
"Lalu bagaimana dengan kak Inem. Kasihan dia disini sendirian. Disini banyak nyamuk. Kadang banyak anjing yang berkeliaran dimalam hari. Aku takut kalo kak Inem kenapa napa" ujar Rizal.
"Kak Inem akan ikut tinggal dirumah kita. Mulai sekarang Kak Inem yang akan menjagamu dirumah. Kak inem mau kan ikut kami kerumah? " tanya ayah Rizal.
" ayo kak ikut kami kerumah, pasti akan seru kalo kakak bisa bermain bersamaku setiap hari" tambah rizal.
"Baiklah kalo bapak dan ibu mengizinkan saya ikut, saya akan ikut dengan ibu dan bapak. Saya akan membantu bantu disana" jawab Inem.
Mereka berkemas dan pergi menaiki mobil mewah menuju rumah Rizal.
Inem sangat kagum, ternyata di Jakarta tidak semua tempat kumuh. Ada juga gedung bersih dan seindah itu.
          Orang tua Rizal sangat menyukai Inem. Selain sifatnya yang lemah lembut, ia juga pekerja keras. Setiap hari ia bekerja membatu membersihkan rumas dan sebagainya. Tak disangkanya selama sebulan ini Inem sering kali membuat puisi yang ditempel di dinding dinding kamarnya. Ayah Rizal yang mengetahui itu sangat mendukungnya. Hingga akhirnya dipertemukanlah Inem dengan Pak Adi seorang penerbit teman ayah Rizal. Inem memperlihatkan puisi puisinya. Pak Adi sangat takjub melihat karya Inem itu.
            Pagi itu Pak Adi mengundang Inem ke kantornya. Ia mendapat tawaran bekerja sama dengan Pak Adi. Pak Adi ingin mewujudkan impian Inem sebagai penulis. Beberapa hari puisi diterbitkan, ternyata banyak sekali orang yang yang tertarik. Nama Inem menjadi terkenal dan tak asing lagi. Puisinya sudah mendunia. Inem sangat berterima kasih kepada kedua orang tua Rizal hingga ia bisa sesukses itu.
Inem tidak pernah menyangka bahwa ia akan sesukses ini.

"Jangan menyerah apapun kondisinya, terus semangat. Semua orang memiliki peluang yang sama. Tinggal bagaimana Anda bisa memanfaatkannya".

Semoga bermanfaat 🙂

SMK N 1 BAWEN

SMK Negeri 1 Bawen adalah salah satu sekolah rujukan provinsi di Jawa Tengah. Selain itu SMK N 1 BAWEN merupakan sekolah pertanian terbesar di Jawa Tengah dengan luas 10 hektar.
SMK Negeri 1 Bawen tidak hanya menyediakan jurusan pertanian, disana juga terdapat jurusan pariwisata yang meliputi perhotelan dan tata boga. Aset belajar sangat memadahi. Setiap jurusan memiliki tempat praktik yang tersedia didalam sekolah. Misalkan pertanian memiliki lahan sendiri, tata boga memiliki dapur, peternakan memiliki kandang, perhotelan memiliki hotel didalam sekolah untuk praktik.
Siswa SMK N 1 BAWEN lumayan bantak yaitu 2.000 siswa. Tidak hanya dari sekitar saja, melainkan dari luar Kabupaten, bahkan kadang ada yang dari luar provinsi.
Prestasi yang didapat juga luar biasa. Diantaranya Alwi Sofyan yang akan mewakili lomba gardening tingkat dunia mewakili Indonesia. Luar biasa bukan? Tidak hanya itu. Masih banyak prestasi Siswa SMK N 1 BAWEN yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
Jurusan di SMK N 1 BAWEN antara lain.
1. ATPH
Mempelajari tentang tanaman horticultural
2. ATP
Mempelajari tentang tanaman pangan.
3. TPHP
Mempelajari tentang pengolahan hasil pertanian.
4. MP
Mempelajari tentang alat pertanian, termasuk cara pembuatan dan operasionalnya.
5. JASA BOGA
Mempelajari tentang ilmu masak meliputi makanan Indonesia dan kontinental.
6. PERHOTELAN
Mempelajari tentang ilmu perhotelan.
7. ATU
Mempelajari tentang pengembangan usaha unggas.
8. ATR
Mempelajari tentang pengembangan usaha ruminansia.

Semoga bermanfaat 🙂

Cara membuat nastar

Bahan:
2 butir kuning telur
50gr gula halus.
300 gr tepung segitiga
250 gr margarin.
1 saset fanili.
Selai nanas.
Untuk olesan:kuning telur dan fresh milk.

Cara membuat:
1. Mixer kuning telur, gula halus dan mentega hingga tercampur rata.
2. Masukkan fanili, tepung segitiga. Uleni sampai kalis.
3. Bentuk adonan bulat beri isian selai nanas. Taruh diatas loyang pipih.
4. Olesi bagian atas adonan yang sudah dibentuk dengan campuran susu segar dan kuning telur.
5. Oven kurang lebih 45 menit atau sampai bawahnya agak kering dan berwarna coklat
6. Angkat dan sajikan

Kata kata mutiara

Ingatlah.. Allah selalu memberi kelebihan di balik semua kekurangan.. Begitupun Allah selalu memberi kekuatan di balik setiap kelemahan.

 
Hargailah dan hormatilah para wanita di luar sana sebagaimana kamu menghargai ibumu yang telah melahirkan dan membesarkan kamu dengan penuh kasih sayang.

Cara terbaik untuk bertahan dari sakit hati yakni menyadari bahwa tidak ada seorang pun di dunia ini yang sempurna

Berbahagialah mereka yang menemukan kesalahan dalam diri mereka, bukan mereka yang menemukan kesalahan orang lain

Bersyukurlah kepada yang telah mendzhalimimu, karena dia yang telah menguji kesabaranmu. Dan Allah bersama orang-orang yang sabar

Bahagia bukan milik dia yang hebat dalam segalanya, namun dia yang mampu temukan hal sederhana dalam hidupnya dan tetap bersyukur

Kekecewaan adalah cara Tuhan tuk mengatakan. Bersabarlah, Aku punya sesuatu yang lebih baik untukamuu.

Masalah terbesar wanita adalah mengingatnya terlalu banyak, sdgkn masalah terbesar pria adalah melupakannya terlalu cepat

Wanita menangis bukan karena mereka lemah, namun karena mereka tidak bisa menemukan kata untuk ungkapkan perasaannya

Best Friend never tell a lie, Although they give bad news, but it is true.
Artinya: Teman baik tidak akan pernah berkata bohong. Meskipun mereka memberikan informasi buruk, tapi itu benar.

Companions are those that help you rise to confidence, while others tried to drop and underestimate yourself.
Artinya: Sahabat adalah mereka yang membantumu bangkit untuk percaya diri, ketika orang lain berusaha menjatuhkan dan meremehkan dirimu.

Friendship means understanding, not agreement. It means forgiveness, not forgetting. It means the memories last, even if contact is lost.
Artinya: Persahabatan berarti pemahaman, bukan kesepakatan. Ini berarti pengampunan, tidak melupakan. Ini berarti kenangan terakhir, bahkan jika kontak hilang.

My weakness is my best friend and excess surplus from me is part of the greatness of my best friend.
Artinya: Kelemahan diriku adalah kelebihan sahabatku dan kelebihan dariku adalah bagian dari kehebatan sahabatku

Friend is not about someone who has long you know, but about someone who approached and stopped in your life, then he never left.
Artinya: Sahabat bukan tentang seseorang yang telah lama kau kenal, tetapi tentang seseorang yang menghampiri dan singgah di hidupmu, kemudian dia tak pernah meninggalkanmu.

Never give up on anybody. Miracles happen everyday.
Artinya: Jangan pernah menyerah pada siapa pun. Keajaiban terjadi sehari-hari.

Because there is a bond that can not be broken, “friendship”.
Artinya: Karena ada satu ikatan yang tak mungkin putus, “persahabatan”.

Kata kata mutiara

“Jika seseorang saling mencintai, maka dia akan selalu menuntun orang yang dicintainya untuk menggapai ridha Allah”

“Jadilah manusia yang selalu bermanfaat bagi orang lain, walaupun hanya membantu hal-hal yang kecil”

“Sebuah kebahagiaan tidak ditentukan dari seberapa besar harta yang dimiliki seseorang, akan tetapi kebahagiaan adalah sifat menerima terhadap apa yang Allah rizkikan kepadanya”

“Jika seseorang berkata cinta kepadamu tetapi mengajak pacaran, maka ketahuilah cinta ia katakan hanya sebatan di lisan saja. Karena apabila kita mencintai seseorang, kita tidak akan menjerumuskan dirinya ke dalam api neraka”

Jangan pernah memaksakan sesuatu untuk kamu miliki, Allah mempunyai skenario yang jauh lebih baik untuk kamu nikmati. Jangan sekali-kali menyesali apa yang telah terjadi, sesuatu tidak hilang kecuali akan tergantikan

Mengikhlaskan ketika harapanmu tak sejalan maka kau harus menerima segala suratan meski hatimu terluka namun kau harus lebih percaya akan sagala cerita Indah-Nya

Sudah waktunya pulang, setiap insan pasti akan pulang, untuk melepas lelah dari payahnya bertualang kau bertanya kapan aku pulang? Ketika jasad dan ruh ku berpisah, hanya saja tinggal amalku yang tersisa

Acuh tak acuh

Sering kali aku iri melihat mereka yang hidup bahagia bersama keluarga. Perpisahan mereka hanya sebentar, disaat mereka pulang sekolah mereka bisa saja melihat kedua orang tuanya. Memeluk kedua orang tuanya dengan sepuasnya. Dan kami paham kami adalah anak rantau, bertahun" berbulan",berminggu" tak bisa merasakan itu. Tak ada lagi sarapan hangat disetiap pagi, makan malam pun kami berusaha mencari sendiri.
Kami merindukan semua rutinitas dirumah. Namun kembali lagi, kami hanyalah anak rantau. Yang setiap harinya hatus serba mandiri. Terkadang ketika kami pulang kerumah kami ingin sekali rasanya merasakan sarapan pagi bersama keluarga buatan ibu tercinta, ingin sekali dimanjakan dengan kasih sayang. Bukan karena kami malas, kami hanya rindu kasih sayang kalian.
Kami memang sudah besar yang seharusnya membalas budi kedua orang tua. Namun sekali lagi kami juga butuh kasih sayang kalian. Kalau bukan kalian siapa lagi??

Suport

Jalan begitu jauh kutempuh. Hingga lika liku kehidupan sangat aku kenal. Mereka adalah temanku, teman dalam kehidupanku kali ini.
Entah bagaimana bisa ku serasa hidup sendiri disini. Iya sendirian.
Tak satupun mereka yang peduli denganku.
Mereka memang selalu memberiku uang untuk kehidupanku.
Namun dengan uang apakah semua itu cukup??
Mungkin diantara pilihan aku lebih memilih hidup bersama kasih sayang kalian dibanding dengan uang yang kalian tranfer di setiap bulan nya.
Materi tidak merubah segalanya. Untuk apa punya banyak uang, namun tidak sekalipun bisa merasakan indahnya kasih sayang.
Kami anak rantau, kami memang harus bisa mandiri,dan kami tau itu.
Dan disaat kalian tak peduli lagi, kami hanya bisa merenung, sesekali menangis menahan semua beban ini sendirian. Tanpa ada suport dari kalian, keluarga, teman, dab sahabat"ku.
Mungkin jika kalian ada semua akan terasa ringan. Tak perlu ada di hadapanku, cukup lewat canda tawa semangat yang kalian lontarkan kepadaku melalu chat, cukup itu.
Sering kali aku iri dengan saudara"ku. Orang tuaku sangat peduli dengan mereka. Sedangkan aku?? Yang sering kali muncul, tak satupun mereka peduli, bahkan no respon sama sekali.
Jujur aku sangat merindukan rutinitasku yang dulu. Disaat aku masih menginjak Sekolah Dasar, setiap pagi kalian menyuapiku sarapan dengan penuh kasih sayang. Kalian sering kali memarahiku ketika aku tak mau sarapan. Bukan karena kalian kasar namun aku tau kalian sangat menyayangiku.
Namun bertahun" aku kehilangan itu semua. Seolah" aku dibiarkan hidup dengan pemikiranku sendiri. Tanpa ada kabar dari kalian. Setidaknya seminggu sekalipun.
Mereka kakak"ku mereka selalu dekat dengan kalian. Sedangkan aku tidak?? Aku hanya butuh suport kalian. Hanya itu.

Tangan tangan jahil.

Dulu
Embun pagi terlihat germelap.
Matahari muncul dengan warna eloknya.
Burung burung berterbangan menghiasi angkasaku.
Tanahku subur dengab ladang ladang hijaunya.
Sungguh, begitu indah ciptaanNya.
Namun dikau dengan mudah merusaknya.
Kini sungaiku penuh limbah.
Hutanku tak lagi memancarkan suasana hijau.
Tanah tak lagi gembur,
Tirta ku ikut tercemar.
Tak sadarkah engkau manusia?
Itu semua sangatlah berguna bagi kehidupan.
Tak sadar kah engkau manusia?
Itu titipan yang maha kuasa.
Kini tak lagi ada Kemasyhuran.
Tanah airku hancur oleh tangan tangan jahil nya.

Rindu

Begitu mudahnya engkau datang.
Tak ada surat undangan,
Tak ada angin, Kau selalu menghampiriku.
Secepat kilat kau hadir.
Namun mengapa selambat siput engkau pergi.
Ingin kuusir rasanya.
Kau membuat ku semakin berlinang  air mata.
Kau mengingatkan sebuah cerita.
Drama roman yang menimpa ku
Nan elok ku bayangkan.
Namun, semua telah sirna.
Malam ini.
Aku memohon kepada Tuhan.
Jangan lagi berikan Rindu kepada ku
Aku tak sanggup menyapanya

Sajakku tentangmu

Kamu,
Bintang yang menemaniku dalam kesunyian.
Bagai surya yang menerangiku disetiap jalan.
Kamu ada disetiap sajakku.
Sajak yang kurangkai setiap pertangnya.
Selalu tentangmu.
Sungguh, aku rindu.
Sajakmu yang menemani kesendirian.
Sajakmu menghibur ku dikala duka.
Sajak yang kurangkai akan kutunjukkan kepada Tuhan.
Satu harap.
Tuhan selalu mengabulkan.

Memori

Jalan ini jalan kita berdua.
Rindu ini rindu kita berdua.
Cahaya ini cahaya kita berdua.
Sang surya menemati sepanjang ceritanya.
Ribuan bintang menjadi saksi temuku.
Dulu,
Terlihat indah indah saja.
Dulu,
Terlihat elok dipandang dimata.
Dulu,
Kita amat sempurna.
Ketika tulang tulang telah patah.
Seketika lebur.
Anganku hancur.
Aku bukan lagi tulang rusukmu.
Hanya sebuah rumah tempat kau singgah.
Gubuk kecil tak mewah yang engkau kubur dalam dalam.
Yang kau lupakan secepat kilat.
Kini hanya tersisa serpihan.
Kenangan yang engkau pernah sematkan.
Menjadi saksi alur cerita kita

Mengagumimu dalam diam

Diam
caraku memendam nya.
Biarkan kusimpan bait bait ceritanya.
Angan
Tanpa arah dan tujuan.
Tapi hati.
Hatiku masih terbuka untukmu.
Sampai kapan,
Aku tak bisa menjelaskannya.
Anganku tak searah dengan hati.
Hati mu mungkin tidak terbuka Cukup dalam diam aku mengagumimu.
Cukup dalam kesunyian kusampaikan sejuta harapan.
Dalam sepertiga malam aku memohon.
Moga Tuhan senantiasa mempertemukan.
Dengan engkau yang aku kagumi dalam diam.
Karena takdir tuhan itu nyata adanya

Ikhlas

Malam
Mengajarkanku apa arti keikhlasan.
Disana hamparan bintang harapan yang hancur bersamanya.
Aku rindu, aku rindu masa masa itu.
Entah mengapa semenjak  itu kehidupan berubah.
Serasa tak sanggup lagi.
Sajak demi sajak yang kususun telah hancur.
Apa salahku ,
Sajakku selalu begitu.
Satu harapan malam ini,
Aku ingin menemukan sajak yang lain
yang berbeda dari sajak yang kutemukan kemarin.

Rabu 21 Desember 2022 Disisa tahun ini, just want to have fun. Sudah tidak ingin lagi melakukan hal hal berat. Sudah ingin menutup buku penc...