Rabu, 15 Februari 2023

Rabu 21 Desember 2022

Disisa tahun ini, just want to have fun. Sudah tidak ingin lagi melakukan hal hal berat. Sudah ingin menutup buku pencapaian. Tidak ingin lagi menuntut diri untuk melakukan hal luar biasa. Aku sudah berjuang dengan hebat. Been fighting great and that's anought. Kita tidak perlu lagi menyiksa diri untuk memenuhi keinginan orang lain. Badanmu lemah. Kamu capek kan? Sudah berapa tahun hidup tanpa sandaran? Orang bilang hidupmu paling bahagia. Orang bilang kamu 
hidup tanpa beban. Faktanya, hidup tanpa seorang ayah itu berat. Orang orang yang seharusnya bisa menjadi sandaran ternyata orang yang terus terang ingin menghancurkanmu. Aku lelah tuhan. Tidak ada satupun orang yang peduli akan posisiku. Aku hidup dilingkungan orang" yang egois. Selalu ingin di mengerti. Aku sudah berusaha sebaik mungkin. Aku sudah berusaha menjadi anak yang berbakti kepada orang tua. Yang tak pernah sedikitpun lupa akan kewajiban. Seburuk apapun itu mereka tetaplah keluargamu. 
Aku hebat ya, sudah bertahan sampai saat ini. Walaupun terkadang rasanya ingin sekali menyerah dan mengakhiri hidup. Tuhan, sudah berapa kali aku meminta kepadamu untuk mengambil nyawaku secepatnya. Sudah tidak kuat lagi rasanya. Terkadang aku berfikir untuk apa hidup tanpa adanya kebahagiaan, kepedulian dari orang orang sekitar.
Abi, aku kangen. Hidup berat banget yaa. Aku minta maaf selalu gagal menjaga keluarga. Keluarga kita tidak utuh lagi. Abi pasti sedih yaa. Aku yang sekarang gampang nyerah. Aku yang sekarang cengeng, gampang nangis. Aku yang sekarang ngga bisa gantiin posisinya abi. Tapi tenang aja yaa. Semua bakalan baik baik aja. Sekalipun nantinya aku ngga kuat. Tapi untuk sekarang aku bakalan tetep berusaha buat abi bangga. Abi baik baik yaa. Kiki udah gede sekarang.

Senin, 28 September 2020

BELUM USAI

Dulu..
Waktu kamu pertama kali datang, rasanya seperti terlahir kembali.
Seakan aku tak kenal apapun.
Termasuk rasa sakit yang pernah menjadi isi duniaku.
Seperti tangisan bayi baru lahir yang sangat indah.
Kamu membawa perubahan baik dalam hidupku.
Tapi...
Sebenarnya aku benci sekali dengan kata ini
Karena tapi berarti pertentangan.
Kamu tau?
Waktu masih kecil aku ingin sekali menjadi orang dewasa.
Tapi kini menjadi dewasa adalah hal yang menakutkan.
Hari ini aku masih bisa tertawa.
Atau mungkin esok hari aku menangis.
Kita mungkin sedang patah.
Mungkin semua memang sedang tidak adil.
Semua melebur..
Tapi kita dituntut untuk terlihat baik baik saja.
Semesta baik ya:)
...
Problematika kehidupan memang tak akan pernah usai.
Hingga aku merasa tak kuat lagi.
Sering kali, kumohon kepada tuhan hentikan nafasku hari ini saja.
Sungguh berdosanya aku.
Tanpa kusadari banyak orang dikubuku.
Kamu tau? Apa yang membuatku terus bersabar dan berusaha untuk melanjutkan hidup sampai hari ini?.
Tidak ada lagi alasan selain kamu :)

Kamis, 13 Februari 2020

InisialR Lembar 4

          Kecewa, satu kata yang tergambarkan saat ini. Dimana kamu mulai memperlihatkan sifat aslimu yang ketus, kasar, bahkan terhadap orang tuamu sendiri. Namun disini aku tetap yakin aku akan terus berusaha bersabar menghadapimu. Aku ingin kamu menjadi orang yang lebih pandai bersyukur atas apa yang kamu miliki. Keluarga yang lengkap, kasih sayang yang mereka berikan yang selama ini tidak pernah aku dapatkan. Cukup aku saja yang tertekan. Kamu jangan. Aku sayang kamu.
          Aku benci di sepelekan. Seakan semua kata yang keluar dari mulutku kamu anggap omong kosong. Selama ini aku tidak pernah mengaturmu. Menuntutmu menjadi yang aku mau. Tapi tolong mengertilah sedikit. Wanita itu sensitif.
          Aku benar benar tidak percaya, dibalik sikapmu yang lemah lembut terhadapku. Yang selalu bisa membuatku tenang. Ternyata kamu adalah sosok yang paling aku benci. Aku sering bercerita bukan bagaimana kerasnya hidup yang aku jalani. Coba kamu bayangkan diposisiku. Kamu hanya kurang pandai dalam bersyukur.
         Aku tau mungkin kamu terpukul, banyak masalah bahkan rumah yang seharusnya menjadi tempatmu beristirahat tidak lagi bisa menerima keadaanmu. Kamu pasti juga kecewa, marah, kesal. Aku paham. Tapi bukan seperti ini cara yang baik menyelesaikan masalah. Bagaimana mungkin aku membiarkanmu seperti ini? Aku cerewet karena kamu sendiri.
          Jangan kamu fikir aku ini tak ada hati. Jangan kau fikir juga ku kasih hati kamu minta jantung. Aku malu akan sikapmu terhadap keluargamu. Seakan aku memberi pengaruh buruk. Aku hampir menyerah. Aku hampir ingin pergi meninggalkanmu. Tapi aku berjanji dengan keluargamu aku akan berusaha membenahimu. Aku takut penyesalan suatu waktu nanti membuatku terpukul kembali. Apa susahnya aku cuma mau kamu minta maaf dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi.
          Wanita mana yang sesabar aku? Mengatasi sikapmu yang seperti ini. Aku memaafkan kamu. Aku masih ingin memberi kesempatan untuk kamu berubah. Jangan kamu sia siakan lagi. Sudah cukup rasa kali ini yang kamu buat. Porak poranda. Bagaimana tidak? Keluargamu sampai angkat tangan karena kejamnya kamu. Tolong pahami aku sedikit saja.
          Mengertilah. Begitu sakit ketika orang yang kamu sayangi mengacuhkan dirimu. Seakan kamu tidak penting. Dianggapnya hanya sebagai hiasan. Tidak lagi di elokkan. Tapi aku sangat bersyukur tuhan memberitahu sikapmu yang sebenarnya sekarang. Agar aku tidak lagi salah pilih. Terima kasih malam ini. Untuk patah yang tak terduga. Dan cerita diluar rencana.

Selasa, 11 Februari 2020

InisialR Lembar 1

          Tidak terasa sudah tiga tahun. Tiga tahun yang lalu tuhan mempertemukan kita tanpa kesengajaan. Ditengah usia dan kelabilan kita. Melalui aplikasi chating kita di pertemukan. Aku yang playgirl dan kamu dengan kepolosanmu. Dengan mudah kamu percaya aku hanya benar benar mencintaimu saja. Aku bodoh perihal perkataanku sendiri. Kontak pertama kalinya kamu dengan lawan jenis. Melakukan percakapan melalui media sosial. Yang kamu bilang sebelumnya kamu belum pernah tertarik dengan perempuan satu orang pun. Aku benar benar tidak percaya.
          Berbulan bulan kita jalani sebagaimana teman yang baik. Kamu bercerita semua masalahmu, begitupun aku. Bertukar pendapat. Saling memahami satu sama lain. Kamu tau? Semua itu aku lakukan kebanyak orang. Bukan cuma kamu.
          Aku memang bukan perempuan baik seperti yang kamu fikir. Aku pernah mempermainkan banyak laki laki. Aku pernah tidak peduli dengan celotehan yang mereka sebut dengan cinta. Dari sekian banyak laki laki, jujur kamu itu berbeda. Dari awal kita berkenalan kamu sudah mengenalkanku dengan keluargamu. Meski hanya via telepon genggam. Ibumu menceritakan banyak hal tentang kamu. Dan aku tidak masalah ketika ibumu bilang kamu berasal dari keluarga sederhana. Dan dilemparnya banyak pertanyaan bagaimana aku menanggapi jika kamu berada di posisi terendah. Aku menjawabnya dengan lugas bahwa aku menyukaimu tanpa memandang apapun. Aku akan menemani kamu disetiap kondisimu. Aku berusaha meyakinkan keluargamu bahwa aku sangat serius. Tapi bagiku itu hanyalah alibi. Permainanku saja agar mereka memandangku baik. Masih butuh banyak seleksi untuk mendapatkan yang benar benar tulus. Sungguh aku minta maaf. Aku benar benar tidak sebaik yang kamu fikir.
          Seiring berjalannya waktu keluargamu mulai bisa menerimaku, mereka sangat baik. Banyak hal yang tidak aku dapatkan dari orang tuaku aku dapatkan dari mereka. Orang tua kedua, dan rumah kedua. Kasih sayang yang selama ini tidak aku dapatkan terwujudkan dari kamu dan keluargamu.
Mempunyai banyak saudara, membuat aku banyak terhibur dan merasa lebih tenang. Setiap datang masalah aku selalu ingin kembali kesana. Kembali kepelukanmu, kembali berkumpul dengan keluargamu.
          Kamu ingat waktu pertama kali kita bertemu? Saat aku sedang prakerin. Kamu rela menempuh berkilo kilo meter demi menemuiku saja. Andai kamu tau saat itu aku benar benar mempermainkanmu saja. Kamu pasti tidak akan melakukannya. Menunggu berjam jam karena aku tidak bisa dihubungi. Orang mana yang lebih sabar dari kamu? Aku ingin tau. Malam hari, hujan, kamu kedinginan. Mana aku peduli? Aku tidak pernah serius dengan laki laki. Bagiku semua laki laki bulshit. Mereka pandai berbicara tanpa bisa membuktikannya. Mereka pandai memainkan kata untuk merayu wanita tapi tidak dibuktikannya. Rayuan? Harta? Bahkan benda benda yang mereka berikan untuk memperalat perempuan, yang bagi banyak perempuan itu menarik. Aku sama sekali tidak tertarik. Berulang kali aku bilang aku hanya butuh bukti agar aku bisa benar benar yakin denganmu.

Rabu, 30 Oktober 2019

Tuhan, izinkan aku untuk pulang

Lagi lagi aku harus menerima kenyataan. Dimana aku hidup tanpa kepedulian. Hidup terserah, mati terserah.
Seperti debu yang dibiarkan berhamburan.
Pikir ku kacau.
Air mataku tak lagi bisa tertahan
Aku ini siapa?
Aku siapa?
Kenapa tuhan blm juga menjemputku.
Aku bisa gila lama lama
Hidup dengan keterpurukan
Sebab sikap keluargaku sendiri.
Lebih baik mati rasanya.
Dicaci maki
Direndahkan
Bahkan dihina didepan orang banyak
Oleh keluargaku sendiri.
Cabut nyawaku sekarang tuhan
Jangan kau beri nanti untuk kesekian kalinya.

Selasa, 22 Oktober 2019

Day 1

Hari ini masih seperti kemarin.
Setiap kali masuk makanan dalam mulutku, semua organ dalamku serentak menolak.
Bukan lagi sakit.
Aku percaya akan takdir.
Aku ikhlas kapanpun Tuhan mengambilku.
Tapi dengan satu syarat saja. Jaminan keluargaku akan selalu bahagia. Terutama ayah dan mama.
Tak ada kata lain selain mereka luar biasa.
Jangan katakan pada ayah.
Jangan katakan pada mama.
Jangan katakan pada kakak
Tapi katakan pada tuhan, aku masih sanggup menahannya.
Beri aku waktu sebentar saja.
Untuk membalas budi mereka.
Biarkan sakit yang kurasakan menjadi saksi kelak di akhirat sebagai pengampun segala dosa dosa.
Namun jika aku hanya merepotkan mereka.
Segera ambilah aku, tanpa nanti.
Aku ikhlas tuhan.
Aku sangat sangat ikhlas.
Jangan biarkan mereka menanggung bebanku.
Tuhan tau kan.
Aku orang yang kuat.
Selama ini setiap masalah selalu bisa kuselesaikan sendirian.
Hanya engkau yang tau akan aku.
Meski peluh, tangis, sesak aku selalu bisa kan.
Kali ini aku juga ingin menyelesaikannya sendirian.
Hanya aku dan Engkau tuhan.
Disini tempat kita bernegoisasi.
Beri aku jawaban secepatnya.
Bagaimana?
Apa aku akan segera kau jemput?
Jika iya.
Beri aku firasat satu minggu sebelum tanggal kepergianku.
Biar ku sampaikan pada mereka aku baik baik saja.
Biar ku sampaikan pada mereka bahwa tuhan menyayangiku.
Biar ku sampaikan pada mereka aku juga menyayangi mereka.
Biar kusampaikan pada mereka, bahwa takdir itu benar benar ada.
Takdir kuasa.
Aku tak ingin setetes air matapun menetes di hari kepergianku.
Aku ingin semua bisa mengikhlaskanku.

Dan untuk kamu yang selalu kusebut dalam sepertiga malamku.
Aku mohon.
Jadilan pribadi yang baik. Yang kuat. Yang kokoh.
Pikir betul betul masa depanmu.
Jangan karena aku kamu terpuruk.
Jangan karena aku kamu melemah.
Jangan karena aku semangatmu patah.
Aku yakin kamu bisa hidup lebih baik tanpaku.
Aku berjanji selama aku masih hidup akan ku dedikasikan hidupku untuk kalian.
Orang orang yang aku sayangi.
Yang selalu peduli akan keadaanku.
Yang selalu ada disetiap susah senangku.
Aku tak khawatir sedikitpun.
Kalian orang orang yang luar biasa.
Jangan tunjukkan kepadaku sedikitpun air mata.
Tetaplah tersenyum.
Aku pamit dengan cara yang baik :')

Sabtu, 19 Oktober 2019

I m not better!

Badanku berangsur-angsur terasa tidak baik.
Pesanku..
Jika suatu saat tuhan membuktikan bahwa cintanya lebih besar dari cintamu.
Jangan menangis dan berusahalah ikhlas.
Aku ingin pergi dengan tenang.
Tetaplah menjadi kamu yang pernah aku kenal.
Kamu yang kuat, tak pernah mengeluh.
Aku sangat bersyukur atas pertemuan denganmu.
Kamu baik.
Kamu sopan.
Kamu ramah.
Kamu satu satunya orang yang seperhatian itu denganku.
Tanpa kau pikir timbal balik.
Kamu selalu tulus.
Kamu tau? Orang yang selama ini kau anggap orang humoris yang paling bahagia adalah orang yang bersusaha payah menutupi kesedihannya.
Bukan tidak terbuka atau tidak percaya.
Ada saatnya masalahmu tidak bisa diceritakan kepada orang lain.
Kamu juga tau bagaimana aku.
Kamu sudah sangat baik.
Aku hanya ingin kau melihat senyumku. Bukan dukaku.
Biar aku pinggul berat sama.
Biar aku rasakan bak tak ada rasa.
Bukan kamu bukan kita.
Biarkan saja aku.
Aku rasa ini lebih baik.
Jangan ikut bersedih jika suatu saat aku tiada.
Jangan meneteskan air mata setetespun.
Aku ingin melihat senyummu di setiap kondisiku.
Aku sayang kamu :)

Rabu 21 Desember 2022 Disisa tahun ini, just want to have fun. Sudah tidak ingin lagi melakukan hal hal berat. Sudah ingin menutup buku penc...